peran guru
Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-
mengajar tidak bisa lepas dari keberadaan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran
akan sulit dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru
menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki peran yang paling atif dalam
pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan mengajar
peserta didik atau siswa.
Siswa juga akan kesulitan dalam belajar
ataupun menerima materi tanpa keberadaan guru, hanya mengandalkan sumber
belajar dan media pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan materi tanpa
Join BBM Channel Ilmu- Pendidikan.net
C0040C5A9
bimbingan guru. Guru juga memiliki banyak
kewajiban dalam pembelajaran dari mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Dari semua proses pembelajaran mulai
perencanaan hingga evaluasi pembelajaran profesi guru memiliki banyak peran.
Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat beberapa pendapat yang
menjelaskan mengenai peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara lain adalah:
Prey Katz yang menggambarkan peranan guru
sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihan, motivator
sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan
tingkah laku serta nilai-nilai, dan sebagai orang yang menguasai bahan yang
diajarkan. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai
dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega
dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya
dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang
tua. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan
pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Federasi dan
Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah
tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai
transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan
guru diatas, Sardiman (2011: 144-146) merincikan peranan guru tersebut menjadi
9 peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut yaitu:
1. I n f o r m a t o r .
Sebagai pelaksana mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
2. O r
g a n i s a t o r . Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal
pelajaran dan lain-lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus
diatur oleh guru agar dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar
pada diri guru maupun siswa.
3. M o t i v a t o r . peran sebagai motivator
penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan
belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta
reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam
proses belajar.
4. P e n g a r a h atau D i r e c t o r .
Guru
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan.
5. I n i s i a t o r . Guru sebagai pencetus
ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan hendaknya adalah ide-ide
kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.
6. T r
a n s m i t t e r . Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak
selakuk penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. F a s i l i t a t o r . Guru wajib
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar misalnya
dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan
perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan
optimal.
Bimbel Privat Masuk PTN
Ajarkan metode & strategi yg tepat. Diskon
sampai 2 juta minggu ini!
8.
M e d i a t o r . Mediator ini dapat diartikan
sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau
memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik.
Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru
menentukan media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
9. E v a l u a t o r . Guru memiliki tugas
untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru
memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi
tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus
dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai.
Bisa dilihat bahwa guru memiliki banyak peran
yang harus dikerjakan bersamaan. Dari peran-peran yang dimiliki guru tersebut
tentunya guru mengemban tugas yang cukup kompleks, bukan hanya sekedar mengajar
saja, sangat pantas profesi guru diberikan apresisasi yang tinggi karena
jasanya yang aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang
tertuang pada pembukaan UUD 1945.
Guru juga dipandang sebagai pekerjaan dan
memiliki tanggung jawab moral di masyarakat. Seorang yang memiliki profesi
sebagai guru banyak dianggap sebagai tokoh masyarakat dan layak untuk dijadikan
panutan. Hal ini membuat peranan guru semakin lengkap dan tidak sembarang orang
dapat begitu saja menjadi guru.
Menurut Purwanto, bahwa seorang kepala sekolah
mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang
ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak
sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab,
sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.”
[4] Penjabarannya adalah sebagai berikut:
Sebagai
pelaksana (executive) Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri
terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan
kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama
Sebagai
perencana (planner) Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan
menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan
secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan
bertujuan.
Sebagai seorang ahli (expert) Ia haruslah mempunyai keahlian terutama
yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
Mengawasi hubungan antara anggota-anggota
kelompok (contoller of internal relationship) Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan
dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.
Mewakili kelompok (group representative) Ia
harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan
baik buruk kelompok yang dipimpinnya.
Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman. Ia harus
membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap
kelompoknya.
Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator) Dalam
menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota- anggotanya
ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu
anggotanya.
Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya Ia haruslah bertanggung
jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama
kelompoknya.
Sebagai pencipta/memiliki cita-cita
(idiologist) Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan
realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang
tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10.
Bertindak sebagai ayah (father figure) Tindakan pemimpin terhadap anak
buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak
buahnya. Apabila kita meneliti lebih lanjut, maka dapat disimpulkan 10 peran di
atas sama seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan kita “Ki Hadjar
Dewantara”, mengatakan bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan
seperti : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Ing Tut Wuri
Handayani.
3 peran yakni
1. meningkatkan nilai sumber daya yang ada dan
menciptakan sumber daya baru,sebagai peran subkultur ekonomi atau SKE. 2.
mengontrol SKE memberdayakan dan mendistribusikan nilai-nilai yang telah
berhasil ditingkatkan melalui pelayanan kepada pelanggan oleh subkultur kekuasaan.
3. mengontrol subkultur kekuasaan oleh
peran subkultur pelanggan .jika tujuan tersebut tercapai pemerintahan akan
berkualifikasi baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar