Minggu, 03 Januari 2016

MAKALAH TUJUAN BATASAN DAN KEMUNGKINAN PENDIDIKAN



MAKALAH
TUJUAN BATASAN DAN KEMUNGKINAN PENDIDIKAN
Untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Paedagogiek
Dosen Pengampu :Hermansyah Trimantara, M.Pd


 






Disusun oleh kelompok 4        :
1. Tika Marlena                       NPM (141350015)
2. Bagus                      NPM(141350029 )
3. I ketut sariasa                      NPM(141350018 )

Prodi                                       : PGSD A
Semester                                  : II (Dua)


PROGRAM STUDI PGSD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Tujuan batasan dan kemungkinan pendidikan” tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih



Lampung Timur, 7April 2015

Tim penyusun





ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR…………........................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ...........................................................................................2
2.1. Pengertian Pendidikan...................................................................2
2.2. Tujuan Pendidikan........................................................................3
2.3  Batas-Batas Pendidikan ................................................................6
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................10
3.1. Kesimpulan..................................................................................10
3.2. Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seseorang disekolahkan oleh orang tuanya tentu agar menjadi seseorang yang cerdas dan berperilaku baik. Itu adalah tujuan diadakannya pendidikan di negara indonesia, yaitu Taqwa, Cerdas dan Terampil.
Dengan tujuan ini sudah seharusnyanya seseorang yang telah memasuki dunia pendidikan harus berbeda dengan orang yang belum pernah mengenyam pendidikan.Perbedaan itu tentu harus terlihat dari ketaqwaan, kecerdasan dan ketrampilannya.Manakala tidak ada perbedaan apalah artinya pendidikan baginya.
Akan tetapi faktanya sekarang antara orang yang bersekolah dengan orang yang tidak bersekolah memiliki akhlak yang
sama, dengan demikian bisa dikatakan proses pendidikan di sekeloh-sekolah sekarang gagal. karena tidak bisa memberi pengaruh yang signifikan terhadap peserta didik. Hal tersebut timbul dikarenakan tujuan pendidikan itu sendiri yang simpang siur, t-idak sedikit sekolah-sekolahan yang tidak mengerti akan tujuan dari pendidikan. Maka dari itu penyusun berusaha untuk mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam bentuk makalah yang diberi judul "TUJUAN DAN BATASBATAS KEMUNGKINAN PENDIDIKAN".

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja tujuan dari pendidikan?
2. Bagaimana batas-batas pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tujuan Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Batas-batas pendidikan


1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Karena dibelahan bumi manapun yang terdapat adanya kehidupan pasti akan terjadi proses pendidikan, sehingga pendidikan itu sendiri tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita.
Pendidikan itu memang begitu penting akan tetapi kita juga harus mengetahui tujuan diadakannya pendidikan itu sendiri.
Adapun pengertian pendidikan yang sudah kita ketahui adalah usaha membimbing anak yang belum dewasa menjadi dewasa. Selain kita harus mengetahui arti pendidikan itu sendiri kita harus mengetahui tujuan, batasan dan kemungkinan yang terjadi dalam proses pendidikan.
Tujuan pendidikan ini akan berkaitan dengan pandangan hidup dan nilai-nilai yang ada di masyarkat. Secara umum, tujuan pendidikan sama dengan arti pendidikan itu sendiri yaitu menjadikan manusia menjadi dewasa, namun istilah dewasa disini tentu akan beda antara satu orang dengan orang lainnya. Misalnya dewasa menurut pendidikan di Indonesia ialah berkaitan dengan sejauh mana orang itu bisa menghayati nilai-nilai pancasila.namun tetap saja akan ada orang yang berfikir bahwa dewasa disini adalah dimana kita bisa memandang segala sesuatu dengan cara berfikir kritis. Berfikir kritis disini ialah sejauh mana seseorang mampu mengekspresikan dirinya dan mampu menerapkan pengalaman hidupnya dimasa lalu untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena pada hakikatnya manusia dilahirkan dengan keadaan tidak berdaya karena ia membutuhkan bantuan orang lain belum bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. (Saduloh, 2010;72) tentu saja dalam suatu pendidikan seseorang tidak bisa langsung melakukan semuanya sendiri karena pada saat lahir seorang manusia tidak langsung dewasa dan memahami nilai dan moral yang ada dikehidupan sehingga manusia itu perlu dibimbing. Manusia juga tidak akan memiliki rasa tanggung jawab untuk menanggung segala konsekuensi dan perbuatannya tanpa mengalami proses pendidikan yang terbentuk dari suatu kebiasaan.
2

2.2 Tujuan Pendidikan
Manusia adalah makhluk yang terus berkembang, baik secara jasmani maupun rohani. Perkembangan ini bukan sekedar proses alamiah, namun membutuhkan bimbingan dalam bentuk sebuah pendidikan.
Menurut Langeveld pendidikan merupakan proses pendewasaan seseorang, baik pada jasmani maupun rohani (mental, moral, sosial, dan emosional). Hal ini berarti bahwa pendidikan harus ada dalam setiap proses kehidupan. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam bentuk peningkatan dan pengembangan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.

Tujuan merupakan faktor utama yang hendak dituju.Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan itu adalah “kedewasaan”. Seseorang dikatakan telah mencapai “kedewasaan” apabila ia telah mampu bertindak dan bertingkahlaku sesuai dengan kaidah agama serta norma yang berlaku di masyarakat. Tujuan pendidikan dalam arti sempit adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Maknanya, tujuan pendidikan adalah rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh anak didik, dan tujuan ini merupakan arah bagi seluruh kegiatan pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan dalam arti luas adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya sepanjang hayat.

Berdasarkan ruang lingkup (luas dan sempitnya) tujuan yang ingin dicapai, Langeveld mengemukakan bahwa jenis-jenis tujuan pendidikan adalah:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh seseorang melalui
pendidikan. Dengan demikian, apabila tujuan pendidikan adalah kedewasaan, maka semua kegiatan pendidikan harus tertuju pada kedewasaan agar tujuan umum pendidikan itu dapat tercapai.Menurut Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan adalah membentuk insan kamil atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973)


3
sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan umum/akhir pendidikan ialah membentuk insan kamil yang dewasa jasmani dan rohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis, dan agama.
Contoh: Seorang guru meminta siswa kelas 1 untuk merapikan crayon dan meja lipat setelah mewarnai, secara tidak langsung anak telah diajarkan tentang tanggungjawab. Sikap bertanggungjawab ini akan membentuk sebuah kedewasaan dalam diri anak.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pengkhususan dari tujuan umum.Kita tahu bahwa tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan.Kedewasaan disini masih general sifatnya.Banyak faktor yang membentuk kedewasaan, sehingga dapat dikatakan tujuan khusus dari pendidikan mencakup segi-segi tertentu. Pengkhususan tujuan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu, misalnya disesuaikan dengan:
a. Cita-cita pembangunan suatu masyarakat/bangsa.
b. Tugas suatu badan atau lembaga pendidikan.
c. Bakat dan kemampuan anak didik.
d. Kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik.
e. Tingkat pendidikan, dan sebagainya.
(Umar Tirtaraharja, dkk,2005:38-39)

3. Tujuan Insidental/sewaktu
Tujuan ini disebut tujuan seketika/insidental karena tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat sesaat.Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat, namun ikut andil dalam pencapaian tujuan selanjutnya. Melalui tujuan-tujuan insidental seperti ini, akan diperoleh pengetahuan dan pengalaman langsung yang erat hubungannya dengan kehidupan dimasa yang akan datang.








4
4. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang terdapat dalam langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum (merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi). Dengan kata lain, tujuan sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai seseorang pada setiap fase perkembangan. Misalnya saat seorang anak diajarkan untuk dapat berjalan ia harus mengalami beberapa tahapan dari merangkak, berdiri, berjalan terpatah-patah sampai akhirnya dia bisa berjalan. Inilah yang disebut tujuan sementara.

5. Tujuan Tak Lengkap
Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya membahas tentang salah satu aspek pendidikan. Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek pendidikanyang akan membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, sepertimisalnya aspek-aspek pendidikan yaitu kecerdasan, moral, sosial,keagamaan, estetika, dan sebagainya.

6. Tujuan Intermedier/perantara
Tujuan perantara ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Misalnya saja seseorang yang bersekolah tujuannya adalah akhirnya adalah lulus, ketika dia naik kelas dari kelas satu ke kelas dua dan dari kelas dua ke kelas tiga itu merupakan tujuan intermedier/tujuan perantara.

Keenam tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapat disederhanakan menjadi satu macam saja, yaitu “tujuan umum” dimana kelima tujuan yang lainnya diarahkan untuk pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu terbentuknya kehidupan sebagai insan kamil, satu kehidupan dimana ketiga inti hakikat manusia baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila/religius dapat terwujud secara harmonis.







5
Hierarki tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari :
1. Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)
2. Tujuan Pendidikan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional),
3. Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah),
4. Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajaran atau kuliah)
5. Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Manfaat tujuan dalam pendidikan adalah:
  • Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
  • Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
  • Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
  • Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
2.3 Batasan Pendidikan
Dalam pelaksanaan sebuah pendidikan, ada hal-hal yang membatasi.Batas-batas Pendidikan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan atau ketidakberdayaan pendidikan dalam melakukan tugas-tugas pendidikan. Batas-batas yang mempengaruhi pendidikan tersebut adalah sbb:


6
1. Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak untuk mencapai kedewasaanya.Yang dimaksud pendidik disini adalah orang tua dan guru. Keduanya memiliki peran yang sama penting dalam membantu proses pencapaian kedewasaan anak. Orang tua tentu saja memegang peran utama dalam proses ini, karena orang tua merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk bertinteraksi dengan pendidikan. Ketika anak berada di sekolah, orang tua memiliki keterbatasan dalam melakukan pendidikan terhadap anak. Untuk itulah guru melakukan peran pengganti sebagai orang tua yang akan melaksanakan pendidikan bagi anak, di sekolah.

2. Aspek pribadi anak didik
Anak didik adalah sosok manusia/individu. Menurut Abu Ahmadi “Individu adalah orang yang tidak tergantung pada orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dapat dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”. Kondisi inilah yang membatasi sebuah pendidikan.Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, sangat tergantung pada seberapa jauh anak didik mampu menerima pendidikan yang diberikan.Anak didik harus diakui keberadaannya.Mereka tidak bisa begitu saja diperintah untuk mengikuti keinginan kita.  Kita harus dapat memasuki dunia mereka, sehingga kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan mereka sukai. Dengan demikian proses pendidikan akan bisa berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Alat pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Alat pendidikan digunakan untuk mendidik anak secara pedagogis. Misalnya jika seorang ibu membersihkan dan merapikan rumah setiap hari dalam rangka memberikan kenyamanan bagi keluarganya, maka ia telah menyediakan lingkungan pendidikan (keluarga). Jika ibu ini menggunakan kegiatan membersihkan rumah ini untuk menasehati anaknya agar menjaga kebersihan karena merupakan bagian dari keimanan, maka memberikan nasehat merupakan alat pendidikan, dan kondisi rumah yang bersih merupakan alat bantu pendidikan.


7
Alat pendidikan menurut langeveld dipilih atas empat aspek :
a.       Berhubung dengan tujuan pendidikan
b.      Orang tua yang akan menggunakan alat tersebut
c.       Bahan perantara (medium) tempat pemakaian alat itu ditunjukkan, berhubungan dengan jenis bahan objek, yang hendak diolah untuk mencapai tujuan.
d.      Berhubungan dengan pertanyaan, apakah akibat dari penggunaan alat tersebut.
Selanjutnya langeveld (1980) pengelompokan lima jenis alat pendidikan yaitu :
a)      Perlindungan
                       Perlindungan merupakan aspek pertama dalam melakukan pendidikan. Sebagai pendidik tentu saja kita harusa mampu memberikan perlindungan pada anak didik kita, karna tanpa semua itu anak tidak akan mau diajak dalam proses pendidikan. Perlindungan tersebut tidak hanya bersaifat fisik akan tetapi secara fsikisnya juga. Namun karena anak itu paling tidak bisa dilarang oleh karena itu sebagai pendidik kita harus memberikan perlindungan dalam bentuk pengawasan yang baik.
b)     Kesepahaman
Kesepahaman ini terjadi saat guru menjadi contoh untuk anak didiknya dengan memperhatikan secara tidak langsung, anak akan meniru apa yang gurunya lakukan. Tapi tetap saja kesepahaman ini bisa terjadi jika anak sudah merasa aman jika sedang bersama gurunya. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa alat pendidikan ini berhasil membawa anak untuk mengikuti apa yang gurunya lakukan, tentu saja peniruan untuk melakukan kesepahaman ini haruslah bersifat positif.
c)     Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan
Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan ini ialah berupa tanggung jawab.Misalnya saat sedang bermain seorang guru hendaknya memberikan kepercayaan pada anak didiknya agar anak didiknya mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan semua tugasnya.


8
d)     Perasaan bersatu
Perasaan bersatu ini akan timbul karena interaksi yang berlangsung antara pendidik dan anak didik yang terus menerus. Misalnya karena kebiasaan pendidik dan anak didik yang selalu bersama-sama setiap hari disekolah dalam melewati pelajaran itu akan membentuk kenyamanan pada diri anak yang membuat perasaan bersatu itu muncul pada diri keduanya.
e)     Pendidikan karena kepentingan diri sendiri
Pedidikan karena kepentingan diri sendiri, berarti pad saat itu si  anak sudah menyadari bahwa dirinya mempunyai kesadaran bahwa dirinya sudah mampu membentuk karakternya sendiri. Tugas seorang pendidik disini ialah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak didik untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan hatinya.
4. Waktu pelaksanaan
Pada saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses/taraf pembiasaan. Karena anak usia dini masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu perintah, aturan, norma dan lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai kedewasaan seorang anak atau disebut juga dengan pendidikan pendahuluan.Perbedaan pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah ketika terjadi hubungan wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang sebenarnya bukan merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungan wibawa itu ada, ketika anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya atas dasar ikut-ikutan atau meniru orang lain.

5. Aspek tujuan
Tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak untuk mencapai kedewasaan.Tujuan pendidikan dibagi kedalam 2 tujuan, secara mikro dan makro.Tujuan pendidikan secara mikro adalah untuk menjadikan anak didik menjadi dewasa.Sedangkan secara makro yaitu menyiapkan manusia supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan bangsanya. Anak dikatakan mencapai kedewasaannya apabila dia sudah bisa dan mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara biologis, psikologis, ekonomi dan sosial.


9

6.   Aspek lingkungan
Lingkungan tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan merupakan lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar anak dapat dibedakan menjadi 4 macam:
v Lingkungan alam fisik
Lingkungan ini merupakan lingkungan berupa alam disekitar kita seperti tumbuhan, hewan, udara, rumah dan lain-lain.

vLingkungan budaya, berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat, bahasa, seni dan lain-lain.

v Lingkungan sosial, berupa hubungan interaksi antar individu yang hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain, tyermasuk didalamnya tentang sikap, perilaku, norma antar setiap individu.

vLingkungan spiritual, berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat yang ada disekitar kehidupan dia.

Manakala faktor-faktor tersebut, ada yang tidak mendukung, maka disitulah sering terjadi kendala bagi diberlangsungkannya proses pendidikan. Sebagai contoh bakat dan minat anak yang tidak ada pada suatu bidang ajar, atau intelejensi anak yang rendah untuk materi ajar yang memerlukan kecerdasan, atau kondisi fisik anak yang tidak mendukung untuk mata ajar yang memerlukan kesempurnaan fisik, atau psikis anak yang labil, atau back ground anak dari keluarga yang tidak mampu, broken home, berasal dari masyarakat yang tidak peduli terhadap pendidikan, atau lingkungan sekolah yang diselenggarakan berada jauh dibawah ukuran standard (baik manajemen, pembelajaran dan fasilitasnya), maka semuanya itu menjadi pembatas bagi dilangsungkannya pendidikan bagi anak tersebut.




9
BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang disadari dan terencana baik yang
         mendidik maupun peserta didik, yakni dalam rangka mengembangkan potensi anak dalam rangka mengengembangkan potensinya atau kemampuannya yang diharapkan oleh berbagai pihak.
2. Tujuan umum dari pendidikan yang sebenarnya adalah membawa peserta didik kearah kedewasaannya baik dewasa secara intelektual, fisik maupun mentalnya..

b.      Saran
Sebagai penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.









10

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh uyoh, dkk,2007,Pedagogik, Bandung, UPI Press

















11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar