MAKALAH
TUJUAN BATASAN DAN KEMUNGKINAN PENDIDIKAN
Untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Paedagogiek
Dosen Pengampu :Hermansyah Trimantara,
M.Pd
Disusun oleh kelompok 4 :
1. Tika
Marlena NPM
(141350015)
2. Bagus NPM(141350029 )
3. I ketut sariasa NPM(141350018 )
Prodi : PGSD A
Semester : II (Dua)
PROGRAM STUDI PGSD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Tujuan batasan dan kemungkinan pendidikan”
tepat pada waktunya.
Makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang
saya miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, saya sampaikan terima kasih
Lampung
Timur, 7April
2015
Tim penyusun
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................i
KATA
PENGANTAR…………........................................................................ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………........iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
...........................................................................................2
2.1. Pengertian
Pendidikan...................................................................2
2.2. Tujuan
Pendidikan........................................................................3
2.3 Batas-Batas
Pendidikan ................................................................6
BAB
III
PENUTUP
...................................................................................................10
3.1. Kesimpulan..................................................................................10
3.2. Saran...........................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seseorang disekolahkan oleh orang tuanya
tentu agar menjadi seseorang yang cerdas dan berperilaku baik. Itu adalah
tujuan diadakannya pendidikan di negara indonesia, yaitu Taqwa, Cerdas dan Terampil.
Dengan tujuan ini sudah seharusnyanya seseorang yang telah memasuki dunia pendidikan harus berbeda dengan orang yang belum pernah mengenyam pendidikan.Perbedaan itu tentu harus terlihat dari ketaqwaan, kecerdasan dan ketrampilannya.Manakala tidak ada perbedaan apalah artinya pendidikan baginya.
Akan tetapi faktanya sekarang antara orang yang bersekolah dengan orang yang tidak bersekolah memiliki akhlak yang sama, dengan demikian bisa dikatakan proses pendidikan di sekeloh-sekolah sekarang gagal. karena tidak bisa memberi pengaruh yang signifikan terhadap peserta didik. Hal tersebut timbul dikarenakan tujuan pendidikan itu sendiri yang simpang siur, t-idak sedikit sekolah-sekolahan yang tidak mengerti akan tujuan dari pendidikan. Maka dari itu penyusun berusaha untuk mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam bentuk makalah yang diberi judul "TUJUAN DAN BATASBATAS KEMUNGKINAN PENDIDIKAN".
Dengan tujuan ini sudah seharusnyanya seseorang yang telah memasuki dunia pendidikan harus berbeda dengan orang yang belum pernah mengenyam pendidikan.Perbedaan itu tentu harus terlihat dari ketaqwaan, kecerdasan dan ketrampilannya.Manakala tidak ada perbedaan apalah artinya pendidikan baginya.
Akan tetapi faktanya sekarang antara orang yang bersekolah dengan orang yang tidak bersekolah memiliki akhlak yang sama, dengan demikian bisa dikatakan proses pendidikan di sekeloh-sekolah sekarang gagal. karena tidak bisa memberi pengaruh yang signifikan terhadap peserta didik. Hal tersebut timbul dikarenakan tujuan pendidikan itu sendiri yang simpang siur, t-idak sedikit sekolah-sekolahan yang tidak mengerti akan tujuan dari pendidikan. Maka dari itu penyusun berusaha untuk mengemukakan tentang tujuan pendidikan yang sebenarnya dalam bentuk makalah yang diberi judul "TUJUAN DAN BATASBATAS KEMUNGKINAN PENDIDIKAN".
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan dari pendidikan?
2. Bagaimana batas-batas pendidikan?
1. Apa saja tujuan dari pendidikan?
2. Bagaimana batas-batas pendidikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tujuan
Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Batas-batas
pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
universal dalam kehidupan manusia. Karena dibelahan bumi manapun yang terdapat
adanya kehidupan pasti akan terjadi proses pendidikan, sehingga pendidikan itu
sendiri tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan kita.
Pendidikan itu memang begitu penting akan
tetapi kita juga harus mengetahui tujuan diadakannya pendidikan itu sendiri.
Adapun pengertian pendidikan yang sudah kita
ketahui adalah usaha membimbing anak yang belum dewasa menjadi dewasa. Selain
kita harus mengetahui arti pendidikan itu sendiri kita harus mengetahui tujuan,
batasan dan kemungkinan yang terjadi dalam proses pendidikan.
Tujuan pendidikan ini akan berkaitan dengan
pandangan hidup dan nilai-nilai yang ada di masyarkat. Secara umum, tujuan
pendidikan sama dengan arti pendidikan itu sendiri yaitu menjadikan manusia
menjadi dewasa, namun istilah dewasa disini tentu akan beda antara satu orang
dengan orang lainnya. Misalnya dewasa menurut pendidikan di Indonesia ialah
berkaitan dengan sejauh mana orang itu bisa menghayati nilai-nilai
pancasila.namun tetap saja akan ada orang yang berfikir bahwa dewasa disini
adalah dimana kita bisa memandang segala sesuatu dengan cara berfikir kritis.
Berfikir kritis disini ialah sejauh mana seseorang mampu mengekspresikan
dirinya dan mampu menerapkan pengalaman hidupnya dimasa lalu untuk mendapatkan
masa depan yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena
pada hakikatnya manusia dilahirkan dengan keadaan tidak berdaya karena ia
membutuhkan bantuan orang lain belum bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. (Saduloh,
2010;72) tentu saja dalam suatu pendidikan seseorang tidak bisa langsung
melakukan semuanya sendiri karena pada saat lahir seorang manusia tidak
langsung dewasa dan memahami nilai dan moral yang ada dikehidupan sehingga
manusia itu perlu dibimbing. Manusia juga tidak akan memiliki rasa tanggung
jawab untuk menanggung segala konsekuensi dan perbuatannya tanpa mengalami
proses pendidikan yang terbentuk dari suatu kebiasaan.
2
2.2 Tujuan Pendidikan
Manusia
adalah makhluk yang terus berkembang, baik secara jasmani maupun rohani.
Perkembangan ini bukan sekedar proses alamiah, namun membutuhkan bimbingan
dalam bentuk sebuah pendidikan.
Menurut Langeveld
pendidikan merupakan proses pendewasaan seseorang, baik pada jasmani maupun
rohani (mental, moral, sosial, dan emosional). Hal ini berarti bahwa pendidikan
harus ada dalam setiap proses kehidupan. Selama manusia berusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam bentuk peningkatan dan pengembangan
pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar,
maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Tujuan
merupakan faktor utama yang hendak dituju.Dari uraian di atas, bisa disimpulkan
bahwa tujuan dari pendidikan itu adalah “kedewasaan”. Seseorang dikatakan telah
mencapai “kedewasaan” apabila ia telah mampu bertindak dan bertingkahlaku
sesuai dengan kaidah agama serta norma yang berlaku di masyarakat. Tujuan
pendidikan dalam arti sempit adalah bimbingan yang diberikan orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Maknanya, tujuan
pendidikan adalah rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh anak didik, dan
tujuan ini merupakan arah bagi seluruh kegiatan pendidikan. Sedangkan tujuan
pendidikan dalam arti luas adalah usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya sepanjang hayat.
Berdasarkan
ruang lingkup (luas dan sempitnya) tujuan yang ingin dicapai, Langeveld
mengemukakan bahwa jenis-jenis tujuan pendidikan adalah:
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum adalah
tujuan akhir yang akan dicapai oleh seseorang melalui
pendidikan. Dengan
demikian, apabila tujuan pendidikan adalah kedewasaan, maka semua kegiatan
pendidikan harus tertuju pada kedewasaan agar tujuan umum pendidikan itu dapat
tercapai.Menurut Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan adalah
membentuk insan kamil atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973)
3
sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan umum/akhir pendidikan ialah membentuk insan kamil yang
dewasa jasmani dan rohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis,
dan agama.
Contoh:
Seorang guru meminta siswa kelas 1 untuk merapikan crayon dan meja lipat
setelah mewarnai, secara tidak langsung anak telah diajarkan tentang
tanggungjawab. Sikap bertanggungjawab ini akan membentuk sebuah kedewasaan
dalam diri anak.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus
merupakan pengkhususan dari tujuan umum.Kita tahu bahwa tujuan umum pendidikan
adalah kedewasaan.Kedewasaan disini masih general sifatnya.Banyak faktor yang
membentuk kedewasaan, sehingga dapat dikatakan tujuan khusus dari pendidikan
mencakup segi-segi tertentu. Pengkhususan tujuan ini dapat disesuaikan dengan
kondisi dan situasi tertentu, misalnya disesuaikan dengan:
a. Cita-cita
pembangunan suatu masyarakat/bangsa.
b. Tugas suatu badan
atau lembaga pendidikan.
c. Bakat dan
kemampuan anak didik.
d.
Kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik.
e. Tingkat
pendidikan, dan sebagainya.
(Umar Tirtaraharja,
dkk,2005:38-39)
3. Tujuan Insidental/sewaktu
Tujuan ini disebut
tujuan seketika/insidental karena tujuan ini timbul secara kebetulan, secara
mendadak dan hanya bersifat sesaat.Tujuan seketika ini meskipun hanya sesaat,
namun ikut andil dalam pencapaian tujuan selanjutnya. Melalui tujuan-tujuan
insidental seperti ini, akan diperoleh pengetahuan dan pengalaman langsung yang
erat hubungannya dengan kehidupan dimasa yang akan datang.
4
4. Tujuan Sementara
Tujuan sementara
ialah tujuan yang terdapat dalam langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum
(merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi). Dengan kata lain,
tujuan sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai seseorang pada setiap
fase perkembangan. Misalnya saat seorang anak diajarkan untuk dapat berjalan ia
harus mengalami beberapa tahapan dari merangkak, berdiri, berjalan
terpatah-patah sampai akhirnya dia bisa berjalan. Inilah yang disebut tujuan
sementara.
5. Tujuan Tak Lengkap
Tujuan
tak lengkap adalah tujuan yang hanya membahas tentang salah satu aspek
pendidikan. Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek pendidikanyang akan
membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, sepertimisalnya aspek-aspek
pendidikan yaitu kecerdasan, moral, sosial,keagamaan, estetika, dan sebagainya.
6. Tujuan Intermedier/perantara
Tujuan
perantara ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang
lain. Misalnya saja seseorang yang bersekolah tujuannya adalah akhirnya adalah
lulus, ketika dia naik kelas dari kelas satu ke kelas dua dan dari kelas dua ke
kelas tiga itu merupakan tujuan intermedier/tujuan perantara.
Keenam
tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapat disederhanakan menjadi satu
macam saja, yaitu “tujuan umum” dimana kelima tujuan yang lainnya diarahkan
untuk pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu terbentuknya kehidupan sebagai
insan kamil, satu kehidupan dimana ketiga inti hakikat manusia baik sebagai
makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila/religius dapat terwujud
secara harmonis.
5
Hierarki tujuan
pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang terjabar mulai dari :
1. Cita-cita
nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945)
2. Tujuan Pendidikan
Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional),
3. Tujuan
Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah),
4. Tujuan kurikuler
(Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajaran atau kuliah)
5. Tujuan
instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus.
Dengan demikian
tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai guru dalam
pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang bersumber
dari falsafah hidup yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Manfaat tujuan dalam
pendidikan adalah:
- Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.
- Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
- Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.
- Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
2.3 Batasan Pendidikan
Dalam
pelaksanaan sebuah pendidikan, ada hal-hal yang membatasi.Batas-batas
Pendidikan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan atau ketidakberdayaan
pendidikan dalam melakukan tugas-tugas pendidikan. Batas-batas yang
mempengaruhi pendidikan tersebut adalah sbb:
6
1. Pendidik
Pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak untuk
mencapai kedewasaanya.Yang dimaksud pendidik disini adalah orang tua dan guru.
Keduanya memiliki peran yang sama penting dalam membantu proses pencapaian
kedewasaan anak. Orang tua tentu saja memegang peran utama dalam proses ini,
karena orang tua merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk
bertinteraksi dengan pendidikan. Ketika anak berada di sekolah, orang tua
memiliki keterbatasan dalam melakukan pendidikan terhadap anak. Untuk itulah
guru melakukan peran pengganti sebagai orang tua yang akan melaksanakan
pendidikan bagi anak, di sekolah.
2. Aspek pribadi anak didik
Anak
didik adalah sosok manusia/individu. Menurut Abu Ahmadi “Individu adalah orang
yang tidak tergantung pada orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi
yang menentukan diri sendiri dan tidak dapat dipaksa dari luar, mempunyai
sifat-sifat dan keinginan sendiri”. Kondisi inilah yang membatasi sebuah
pendidikan.Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, sangat tergantung pada
seberapa jauh anak didik mampu menerima pendidikan yang diberikan.Anak didik
harus diakui keberadaannya.Mereka tidak bisa begitu saja diperintah untuk
mengikuti keinginan kita. Kita harus dapat memasuki dunia mereka,
sehingga kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan mereka sukai.
Dengan demikian proses pendidikan akan bisa berlangsung dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Alat pendidikan
Alat
pendidikan merupakan suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Alat pendidikan digunakan untuk mendidik
anak secara pedagogis. Misalnya jika seorang ibu membersihkan dan merapikan
rumah setiap hari dalam rangka memberikan kenyamanan bagi keluarganya, maka ia
telah menyediakan lingkungan pendidikan (keluarga). Jika ibu ini menggunakan
kegiatan membersihkan rumah ini untuk menasehati anaknya agar menjaga
kebersihan karena merupakan bagian dari keimanan, maka memberikan nasehat
merupakan alat pendidikan, dan kondisi rumah yang bersih merupakan alat bantu
pendidikan.
7
Alat pendidikan menurut langeveld dipilih atas empat aspek :
a.
Berhubung
dengan tujuan pendidikan
b. Orang tua yang akan menggunakan alat tersebut
c. Bahan perantara (medium) tempat pemakaian alat itu
ditunjukkan, berhubungan dengan jenis bahan objek, yang hendak diolah untuk
mencapai tujuan.
d.
Berhubungan
dengan pertanyaan, apakah akibat dari penggunaan alat tersebut.
Selanjutnya langeveld (1980) pengelompokan lima jenis alat pendidikan yaitu
:
a) Perlindungan
Perlindungan merupakan aspek pertama dalam melakukan pendidikan. Sebagai
pendidik tentu saja kita harusa mampu memberikan perlindungan pada anak didik
kita, karna tanpa semua itu anak tidak akan mau diajak dalam proses pendidikan.
Perlindungan tersebut tidak hanya bersaifat fisik akan tetapi secara fsikisnya
juga. Namun karena anak itu paling tidak bisa dilarang oleh karena itu sebagai
pendidik kita harus memberikan perlindungan dalam bentuk pengawasan yang baik.
b) Kesepahaman
Kesepahaman ini terjadi saat guru menjadi
contoh untuk anak didiknya dengan memperhatikan secara tidak langsung, anak
akan meniru apa yang gurunya lakukan. Tapi tetap saja kesepahaman ini bisa
terjadi jika anak sudah merasa aman jika sedang bersama gurunya. Dari sinilah
kita bisa melihat bahwa alat pendidikan ini berhasil membawa anak untuk
mengikuti apa yang gurunya lakukan, tentu saja peniruan untuk melakukan
kesepahaman ini haruslah bersifat positif.
c)
Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan
Kesamaan arah dalam pikiran dan perbuatan ini
ialah berupa tanggung jawab.Misalnya saat sedang bermain seorang guru hendaknya
memberikan kepercayaan pada anak didiknya agar anak didiknya mempunyai tanggung
jawab dalam menyelesaikan semua tugasnya.
8
d) Perasaan bersatu
Perasaan bersatu ini akan timbul karena
interaksi yang berlangsung antara pendidik dan anak didik yang terus menerus.
Misalnya karena kebiasaan pendidik dan anak didik yang selalu bersama-sama
setiap hari disekolah dalam melewati pelajaran itu akan membentuk kenyamanan
pada diri anak yang membuat perasaan bersatu itu muncul pada diri keduanya.
e)
Pendidikan karena kepentingan diri sendiri
Pedidikan karena kepentingan diri sendiri,
berarti pad saat itu si anak sudah menyadari bahwa dirinya mempunyai
kesadaran bahwa dirinya sudah mampu membentuk karakternya sendiri. Tugas
seorang pendidik disini ialah memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak
didik untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan hatinya.
4. Waktu pelaksanaan
Pada
saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai
kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses/taraf pembiasaan. Karena anak
usia dini masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu
perintah, aturan, norma dan lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut
merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai kedewasaan
seorang anak atau disebut juga dengan pendidikan pendahuluan.Perbedaan
pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah ketika terjadi hubungan
wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang sebenarnya bukan
merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungan wibawa itu ada, ketika
anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya atas dasar
ikut-ikutan atau meniru orang lain.
5. Aspek tujuan
Tujuan
pendidikan adalah mengantarkan anak untuk mencapai kedewasaan.Tujuan pendidikan
dibagi kedalam 2 tujuan, secara mikro dan makro.Tujuan pendidikan secara mikro
adalah untuk menjadikan anak didik menjadi dewasa.Sedangkan secara makro yaitu
menyiapkan manusia supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan
bangsanya. Anak dikatakan mencapai kedewasaannya apabila dia sudah bisa dan
mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara biologis,
psikologis, ekonomi dan sosial.
9
6. Aspek
lingkungan
Lingkungan
tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan merupakan
lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar anak dapat dibedakan menjadi 4
macam:
v
Lingkungan alam fisik
Lingkungan ini
merupakan lingkungan berupa alam disekitar kita seperti tumbuhan, hewan, udara,
rumah dan lain-lain.
vLingkungan
budaya, berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat, bahasa,
seni dan lain-lain.
v
Lingkungan sosial, berupa hubungan interaksi antar individu yang hidup
bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain, tyermasuk didalamnya
tentang sikap, perilaku, norma antar setiap individu.
vLingkungan
spiritual, berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat yang ada
disekitar kehidupan dia.
Manakala
faktor-faktor tersebut, ada yang tidak mendukung, maka disitulah sering terjadi
kendala bagi diberlangsungkannya proses pendidikan. Sebagai contoh bakat dan
minat anak yang tidak ada pada suatu bidang ajar, atau intelejensi anak yang
rendah untuk materi ajar yang memerlukan kecerdasan, atau kondisi fisik anak
yang tidak mendukung untuk mata ajar yang memerlukan kesempurnaan fisik, atau
psikis anak yang labil, atau back ground anak dari keluarga yang tidak mampu,
broken home, berasal dari masyarakat yang tidak peduli terhadap pendidikan,
atau lingkungan sekolah yang diselenggarakan berada jauh dibawah ukuran
standard (baik manajemen, pembelajaran dan fasilitasnya), maka semuanya itu
menjadi pembatas bagi dilangsungkannya pendidikan bagi anak tersebut.
9
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang disadari dan terencana baik yang mendidik maupun peserta didik, yakni dalam rangka mengembangkan potensi anak dalam rangka mengengembangkan potensinya atau kemampuannya yang diharapkan oleh berbagai pihak.
2. Tujuan umum dari pendidikan yang sebenarnya adalah membawa peserta didik kearah kedewasaannya baik dewasa secara intelektual, fisik maupun mentalnya..
b. Saran
Sebagai
penyusun saya merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh
karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh uyoh, dkk,2007,Pedagogik, Bandung, UPI
Press
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar