MAKALAH
PENGERTIAN ILMU
SOSIAL
Untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah pendidikan
lingkungan dan sosial
Dosen Pengampu : Suwarno, M.Pd
![]() |
Disusun oleh kelompok 4 :
1. Tika Marlena NPM (141350015)
2. M
Abdul dhohir NPM
(141350044)
3. Pebri wijayanto NPM (141350128)
4. Eka Apriana NPM (141350003)
5. Puspita Ayuni NPM
(141350005)
6. Dwi Setiani NPM (141350019)
7. Putri
Kurnia Sari NPM (141350093)
8. Aan Kurnianto NPM
(141350054)
Prodi
: PGSD A
Semester
: II (Dua)
PROGRAM STUDI PGSD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Pendidikan Lingkungan Dan Sosial
“ tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang saya miliki
cukup terbatas.Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih
Lampung
Timur, 28 April 2015
Tim
penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................i
KATA
PENGANTAR………….....................................................................ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………...iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar
Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................1
1.3. Tujuan............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................2
2.1. Pengertian ilmu-ilmu sosial.........................................................2
2.2. Sejarah ilmu sosial.......................................................................3
2.3. Metode ilmiah yang
digunakan ilmu-ilmu sosial........................4
2.4. Perbedaan ilmu-ilmu
alam dengan ilmu-ilmu sosial...................6
BAB III
PENUTUP ......................................................................................................8
3.1. Kesimpulan...................................................................................8
3.2. Saran.............................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial.
Tentunya, sebagai mahluk sosial, manusia selalu dihadapkan pada berbagai
masalah sosial. Masalah sosial pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena masalah sosial telah terwujud sebagai
hasil kebudayaan manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungan-hubungannya
dengan sesama manusia lainnya.
Problem sosial pada setiap
masyarakat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut
tergantung pada tingkat perkembangan kebudayaan dan kondisi lingkungan alamnya.
Masalah-masalah tersebut dapat terwujud dalam masalah moral, masalah politik,
masalah agama dan masalah lainnya.
Dengan adanya
permasalah-permasalahan tersebut timbullah teori-teori sosial, yang pada
akhirnya terbentuklah ilmu-ilmu sosial. Dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam yang
kemajuannya sangat pesat, ilmu-ilmu sosial agak tertinggal di belakang. Hal ini
disebabkan oleh subyek ilmu-ilmu sosial yang adalah manusia sebagai makhluk
multidimensional.
1.2.
Masalah
1.
Bagaimana pengertian ilmu-ilmu sosial?
2.
Bagaimana sejarah ilmu sosial?
3.
Bagaimana metode ilmiah yang digunakan ilmu-ilmu
sosial?
4.
Bagaimana perbedaan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu
sosial?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian ilmu-ilmu sosial.
2.
Untuk mengetahui gambaran sejarah munculnya ilmu
sosial.
3.
Untuk mengetahui metode ilmiah yang digunakan oleh
ilmu-ilmu sosial.
4.
Untuk mengetahui perbedaan ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Ilmu Sosial
Ilmu berkembang
dengan pesat seiring dengan penambahan jumlah cabang-cabangnya. Hasrat untuk
menspesialisasikan diri pada satu bidang telaah yang memungkinkan analisis yang
makin cermat dan seksama menyebabkan objek forma dari disiplin keilmuan menjadi
kian terbatas.
Pada dasarnya
cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat
alam yang kemudian menjadi dasar ilmu-ilmu alam atau the natural sciences
dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial
atau the social sciences.
Ilmu-ilmu alam
pada akhirnya terbagi dalam dua kelompok yakni ilmu alam (the physical
sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan
mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang kemudian bercabang lagi
menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi
zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit, dan ilmu bumi yang mempelajari
bumi). Tiap-tiap cabang-cabang pun mencipta ranting-ranting baru seperti fisika
berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan
dan magnetisme, fisika nuklir dan kimia fisik (ilmu-ilmu murni) dan lain-lain.
Sementara ilmu ilmu
sosial adalah sekelompok disiplin keilmuan yang mempelajari aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Disiplin keilmuan
yang tergolong dalam ilmu sosial telah mempelajari hakekat masyarakat dengan
perspektif berbeda-beda. Karena itu terdapat keanekaragaman dalam melihat dan
mempelajarinya.
2
Atas dasar itulah,
sebagaimana ilmu alam, ilmu sosial juga memiliki cabang-cabang ilmu lainnya
diantaranya antropologi (mempelajari manusia dalam perspektif waktu dan
tempat), psikologi (mempelajari proses mental dan kelakuan manusia) ekonomi
(mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya lewat proses
pertukaran), sosiologi (mempelajari struktur organisasi sosial manusia) dan
ilmu politik (mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia berpemerintahan
dan bernegara).
Tentu, cabang-cabang
ilmu sosial tersebut muncul akibat adanya masalah sosial. Masalah sosial
selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata
sosial.
2.1.
Sejarah Ilmu Sosial
Ketika kita membicarakan
ilmu sosial maka kita tidak bisa lepas dari filsafat sosial. Filsafat sosial
merupakan cabang dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan
secara kritis, radikal dan komprehensif. Sejak Plato, dan Aristoteles kajian
terhadap persoalan-persoalan kemasyarakatan sudah menjadi objek penelitian
tersendiri. Menurut Plato dan Aristoteles, susunan masyarakat mencerminkan
susunan kosmos yang abadi, manusia berkewajiban untuk menyesuaikan diri dengan
susunan itu dan mentaati demi keselamatannya, kalau tidak, ia menghancurkan
dirinya. Pada abad pertengahan masyarakat Eropa masih memperlihatkan pada pola
dasar yang sama, hanya sekedar mengoreksi terhadap paham Plato dan Aristoteles.
Paham tentang otonomi kosmos diganti dengan paham heteronominya, yaitu
kepercayaan bahwa kosmos tidak berdiri sendiri, tetapi bergantung pada Kemaha
Kuasaan Tuhan, ketertiban kosmos adalah suatu ketertiban yang telah diciptakan.
Di tandai dengan zaman renaissance, pola pikir masyarakat Eropa juga lambat laun mulai berubah. Manusia
pada saat itu sekuat tenaga berusaha mencari alternatif baru, agar dapat keluar
dari kungkungan absolutisme gereja, dan sejak itulah peranan manusia menjadi
besar, manusia menyadari hanya merekalah yang dapat mengatur diri mereka sendiri
bukan Tuhannya Gereja.
3
Revolusi Prancis membawa pengaruh signifikan di dunia
barat. Setidaknya kejadian tersebut telah meruntuhkan susunan masyarakat
feodal dan mengawali proses demokratisasi. Tentunya hal tersebut dianggap
sebagai sebuah kejutan. Tidak pernah sebelumnya orang membayangkan bahwa suatu
orde sosial yang disangka tidak tergoyahkan dan selamanya terbekati oleh
kehendak Tuhan, telah dirombak dan diganti oleh pikiran usaha manusia sendiri.
Gagasan-gagasan barupun tumbuh pada keyakinan bahwa manusia bebas untuk mengatur
dunianya. Dengan demikian struktur sosial yang berabad-abad tidak
dipermasahkan, tiba-tiba menjadi masalah. Dari sinilah ilmu-ilmu sosial mulai
timbul ( sosiologi ).
Namun pada awal-awal abad itu, sosiologi sebagai
disiplin ilmu sosial tidak serta merta berjalan dengan mulus, bahkan ilmuan
sosial terpecah dalam dua aliran. Pertama, aliran konservatif, yang menginginkan kembali ke
masa feodal, yaitu zaman hegemoni agama, dimana agama merupakan kekuatan
yang mengintegrasikan masyarakat. Kedua, aliran
progresif, aliran ini meski juga menyesal atas perpecahan dan anarki pada masa
itu, tetapi tidak bersedia kembali ke zaman feodal, salah satu tokohnya adalah
Auguste Comte.
2.3. Metode Ilmiah Ilmu Sosial
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
atau yang kerap disebut ilmu. Metode ilmiah sebagai prosedur juga harus
memiliki langkah-langkah sistematis sebagai pengkajian dari peraturan yang
terdapat dalam metode ilmiah. Hasil akhir metode ilmiah adalah sebuah bangunan
teori.
Metode ilmiah memiliki keterkaitan yang erat dengan
filsafat ilmu. Filsafat ilmu memberi landasan bagi ilmu pengetahuan untuk
berkembang lebih cepat melalui metode ilmiah yang shahih. Peran filsafat ilmu
dalam hal ini adalah memeriksa sebab akibat dengan bertitik tolak pada gejala
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggali tentang kebenaran,
kepastian, objektivitas, dan abstraksi serta untuk mengetahui dari mana asal
dan kemana arah pengetahuan atau yang sering dipetakan dengan ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
4
Dalam membuat bangunan teori diperlukan sebuah
tahapan-tahapan. Lapisan tahapan inilah yang dinamakan dengan metode ilmiah,
yaitu:
1. Tahapan
persepsi, adalah tahapan awal mengarah pada observasi dengan berbagai tehnis
dan metode yang menghasilkan penalaran.
2. Tahapan
hipotesis, merupakan hasil penalaran yang disusun dengan pernyataan
(proposisi), yang menyatakan ada kaitan antara dua konsep observasi. Jika
terbukti benar akan menjadi sebuah hukum.
3. Tahapan
hukum, yaitu menunjuk pada suatu keteraturan, dimana antara satu dengan yang
lain saling menunjang.
4. Tahapan
teori, yaitu hasil abstraksi dari suatu keteraturan sehingga menjadi berlaku
umum sebagai teori.
Dalam merangkai metode ilmiah ada 3 paradigma yang
sering digunakan dalam ilmu sosial, yakni; positivisme, konvensionalisme dan
realisme. Positivisme berasumsi bahwa panca indera sebagai alat tangkap untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan. Asas positivisme meliputi asas emperisme
(induktif) dan logika (deduktif). Proses ilmiah positivisme meliputi observasi,
generelisasi empiris, penyusunan teori, penyusunan hipotesis, keputusan
menerima atau menolak hipotesis dan penyimpulan logis teori.
Konvensionalisme memandang manusia bebas dan merdeka.
Teori dari konvensionalisme bersifat mengerti dan memahami. Sehingga metodologi
konvensionalisme dengan menggunakan pengertian, pemahaman, melalui pendekatan
kualitatif. Penelitiannya lebih bersifat eksploratif dan hipotesisnya pun siap
untuk diuji.
Sementara realisme memandang masyarakat seperti
bangunan yang terdiri dari struktur-struktur, mulai dari superstruktur sampai
dengan struktur terendah jika dilihat dari aspek sosial, ekonomi, budaya dan
politik. Metode ilmu sosialnya adalah dengan membuat model dengan modifikasi
pertemuan antara pernyataan teori dengan pernyataan empirik, sehingga dapat
menemukan struktur dan mekanisme.
Dengan demikian, metode logika ilmu sosial berangkat
dari filsafat ilmunya dan paradigma yang digunakan. Karena itu, hal tersebut
berimplikasi bagi metode penelitian yang akan digunakan.
5
2.4. Perbedaan Ilmu Sosial dengan
Ilmu Alam
Ilmu-ilmu
sosial memang hadir belakangan daripada ilmu-ilmu alam. Ketika ilmu-ilmu
alam mengalami kemajuannya sangat pesat, ilmu-ilmu sosial mengekor di
belakangnya. Hal ini disebabkan oleh subyek ilmu-ilmu sosial yang adalah
manusia sebagai makhluk multidimensional, yang tentu saja mengikuti
perkembangan manusia itu sendiri.
Dalam
telaah kajiannya yang berupa gejala sosial, ilmu sosial mengalami
komplektisitas. Sementara ilmu-ilmu alam menegaskan penyelidikannya hanya pada
gejala alami yang bersifat fisik. Penelaahan ilmu alam meliputi beberapa
variabel dalam jumlah yang relatif kecil dan dapat diukur secara tepat,
sedangkan variabel ilmu sosial sangat banyak dan rumit.
Ilmu-ilmu
alam yang mengadakan penyelidikan pada gejala fisik bisa mengadakan pengamatan
secara langsung dan bersifat seragam. Sedang gejala sosial bersifat unik dan
sukar terulang kembali. Gejala fisik juga dapat diabstraksikan secara tepat
lewat perumusan kuantitatif dan hukum yang berlaku secara umum. Tetapi
kebanyakan masalah sosial bersifat spesifik dalam konteks historis tertentu.
Pengamatan
langsung gejala sosial lebih sulit dibandingkan dengan gejala ilmu-ilmu alam.
Ahli ilmu sosial tidak mungkin menangkap gejala masa lalu secara indrawi
kecuali melalui dokumentasi yang baik, sedangkan seorang ahli ilmu kimia atau
fisika, misalnya, bisa mengulangi percobaan yang sama setiap waktu dan
mengamatinya secara langsung.
Boleh
jadi seorang ilmuwan sosial mengamati gejala sosial secara langsung, tetapi ia
akan menemui kesulitan untuk melakukannya secara keseluruhan karena gejala
sosial lebih variatif dibandingkan gejala fisik. Perlakuan yang sama terhadap
setiap individu penelitian dalam ilmu sosial bisa menghasilkan suatu tabulasi,
tetapi peluang kebenaran pada perlakuan yang sama itu pun tidak sebesar peluang
kesamaan dalam ilmu-ilmu alam.
Objek
kajian ilmu sosial adalah manusia dalam kaitan dengan tingkah laku sosialnya,
sedangkan gejala fisik kealaman seperti unsur kimia bukanlah suatu individu
melainkan barang mati. Karena itu subyek penelaahan ilmu sosial dapat berubah
sesuai dengan tindakan manusia yang didasari keinginan dan pilihan
masing-masing.
6
Ilmuwan
alam menyelidiki proses alami dan menyusun hukum yang bersifat umum mengenai
proses alam. Apa pun yang ia lakukan tidak bermaksud untuk mengubah alam atau
harus setuju atau tidak setuju terhadap proses alam. Sedangkan ilmuwan sosial
tidak bisa melepaskan diri dari jalinan unsur-unsur kejadian sosial.
Penemuan
teori baru di bidang ilmu alam akan kehilangan artinya setelah digantikan oleh
penemuan yang lebih baru dan lebih baik, sedangkan penemuan di bidang sosial
akan sangat mudah kehilangan artinya jika pengetahuan tersebut ternyata
menyebabkan manusia mengubah kondisi sosialnya.
Seorang
ilmuwan sosial tidak bersikap sebagai pengamat yang menyaksikan suatu proses
kejadian sosial karena ia juga merupakan bagian integral atau pelaku dari obyek
kehidupan yang ditelaahnya. Karena itu lebih sukar bagi seorang peneliti ilmu
sosial untuk bersikap obyektif dalam masalah ilmu sosial daripada seorang
peneliti ilmu alam dalam masalah kealaman. Keterlibatan secara emosional
terhadap nilai-nilai tertentu juga cenderung memberikan penilaian individualis.
7
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Ilmu
ilmu sosial adalah sekelompok disiplin keilmuan yang mempelajari aspek-aspek
yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu sosial muncul
akibat adanya masalah sosial. Masalah sosial selalu ada kaitannya dengan
nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial.
Sosiologi
sebagai cabang ilmu sosial paling tua timbul akibat adanya gejala sosial di era
revolusi Prancis. Revolusi Prancis membawa pengaruh signifikan di dunia barat.
Setidaknya kejadian tersebut telah meruntuhkan susunan masyarakat feodal
dan mengawali proses demokratisasi. Gagasan-gagasan barupun tumbuh pada
keyakinan bahwa manusia bebas untuk mengatur dunianya. Dampaknya adalah
terjadinya perubahan struktur sosial. Hal inilah yang memunculkan para pemikir
untuk merumuskan teori-teori sosial, yang berkaitan dengan gejala dan
fakta-fakta sosial ketika itu.
3.2. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari
sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta
cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.
Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
u+sosial
9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar