MAKALAH
HAKEKAT
MATEMATIKA SEKOLAH
Untuk memenuhi Syarat
Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika
Dosen Pengampu : Dicky Prastyo, M.Pd
Disusun
oleh kelompok 1 :
1.
Tika Marlena NPM(141350015 )
2.
Margareta Eka Tri Susanti NPM (1413500)
3.
Azmi Raiz NPM
(1413500)
Prodi
: PGSD
Semester
: III ( Tiga )
PROGRAM STUDI PGSD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA METRO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Hakekat Matematika
Sekolah”
tepat pada waktunya.
Makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan yang
saya miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, saya sampaikan terima kasih.
Lampung Timur, 3 Oktober 2015
Tim
penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA
PENGANTAR…………......................................................................ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
A.
Latar
Belakang................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................1
C.
Tujuan............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................2
A.
Hakekat Matematika......................................................................2
a.
Pengertian Matematika............................................................2
b.
Ciri-ciri Matematika................................................................2
B.
Matematika Sekolah......................................................................2
a.
Pengertian Matematika Sekolah..............................................2
b.
Karakteristik Matematika Sekolah..........................................3
c.
Peran Matematika Sekolah......................................................5
d.
Faktor yang mempengaruhi Matematika Sekolah...................6
e.
Strategi penyajian....................................................................8
f.
Metode Pengajaran..................................................................9
BAB III
PENUTUP .....................................................................................................12
A.
Kesimpulan...................................................................................12
B.
Saran............................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.....................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak siswa dan
anggota masyarakat (termasuk guru matematika, ketika sekolah dulu) yang tidak/ kurang suka
bahkan benci matematika, tidak/ kurang mengetahui peranan dan kegunaan
matematika dalam pengembangan iptek, dalam bidang kehidupan dan dalam membentuk
pola pikir dan kepribadian, Tidak/ kurang memahami tentang hakekat (apa,
mengapa dan bagaimana) matematika dan pendidikan matematika itu?
Matematika
timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran
manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan
konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif sehingga
berlaku umum dalam menyelesaikan masalah.
Matematika
memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan
dan kegiatan dalam hidup kita yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu
matematika seperti menghitung, mengukur, dan lain – lain. Matematika adalah
ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia
Untuk
bisa menguasai dan mengajarkan matematika diperlukan seni/ kiat tersendiri.
Sehingga seorang guru matematika disamping harus menguasai materi matematika,
juga harus menguasai berbagai teori belajar dan pembelajaran matematika serta
memahami dengan baik tentang hakekat matematika dan msatematika
sekolah.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Hakikat
dan Ciri-ciri Matematika
b. Apa pengertian Matematika Sekolah
c. Bagaimana karakteristik dan peran Matematika
Sekolah
d. Faktor apa
saja yang mempengaruhi Matematika Sekolah
e. Bagaimana
Strategi dan Metode pembelajaran Matematika
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Hakekat dan
Ciri-ciri Matematika
b. Untuk mengetahui dan memahami pengertian
Matematika Sekolah
c. Mengetahui bagaimana karkteristik dan peran Matematika Sekolah
d. Untuk
mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi matematika dan bagaimna
strategi
dan Metode pembelajaran Matematika
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat
Matematika
1.
Pengertian
matematika
Soedjadi
(2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau
pengertian
matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai berikut:
a.
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisisr
secara sistematik.
b.
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi.
c.
Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik
dan
berhubungandengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan
fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang
logik.
f.
Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang
ketat.
2. Ciri-ciri kusus matematika
ciri-ciri khusus matematika, seperti
yang dikemukakan (Soedjadi, 1995),
a. Obyek-obyek matematika adalah
abstrak.
b. Simbol-simbol yang kosong dari
arti.
c. Kesepakatan dan pemikiran deduktif
aksiomatik.
d. Anti kontradiksi.
e. Kesemestaan sebagai pembatas
pembahasan.
B. Matematika
Sekolah
1.
Pengertian matematika sekolah
Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika
adalah:
a.
studi pola dan hubungan (study of
patterns and relationships) dengan
demikian masing-masing topik itu
akan saling berjalinan satu dengan
yang lain yang membentuknya,
b.
Cara berpikir (way of
thinking) yaitu memberikan strategi untuk
mengatur, menganalisis dan
mensintesa data atau semua yang ditemui
dalam masalah sehari-hari,
2
c. Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan
adanya urutan dan konsistensi
internal, dan
d. sebagai bahasa (a language) dipergunakan
secara hati-hati dan
didefinisikan dalam term dan symbol
yang akan meningkatkan
kemampuan untuk berkomunikasi akan
sains, keadaan kehidupan riil, dan
matematika itu sendiri, serta
e.
sebagai alat (a tool) yang
dipergunakan oleh setiap orang dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari.
Sedangkan
mengenai pengertian matematika sekolah Erman Suherman (1993:134) mengemukakan
bahwa matematika sekolah merupakan bagian matematika yang diberikan untuk
dipelajari oleh siswa sekolah (formal), yaitu SD, SLTP, dan SLTA.
Menurut Soedjadi (1995:1) matematika
sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain
dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah
dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa,
serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan
berpikir bagi para siswa.
2. Karakteristik
matematika sekolah
Agar dalam penyampaian materi matematika dapat mudah
diterima dan dipahami
oleh siswa, guru harus memahami
tentang karakteristik matematika sekolah. Menurut
Soedjadi (2000:13) matematika
memiliki karakteristik :
a.
Memiliki obyek kajian abstrak,
b.
Bertumpu pada
kesepakatan,
c. Berpola piker deduktif,
d. Memiliki symbol yang kosong dari arti,
e. Memperhatikan semesta pembicaraan, dan
f. Konsisten dalam sistemnya.
3
Agar siswa menyenangi matematika maka menurut (Ebbut and Straker, 1995) guru
tidak seyogyanya menggunakan definisi matematika aksiomatis, melainkan
mendefinisikan matematika sebagai matematika sekolah.
Berikut
adalah hakekat matematika sekolah menurut mereka:
a. Matematika merupakan kegiatan
penelusuran pola dan hubungan
a.
Memberi kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan penemuan
dan penyelidikan pola-pola
untuk menentukan hubungan.
b.
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan percobaan dengan
berbagai cara.
c.
Mendorong siswa untuk
menemukan adanya urutan, perbedaan,
perbandingan, pengelompokan, dsb.
d. Mendorong siswa menarik kesimpulan umum.
e. Membantu siswa memahami dan menemukan hubungan
antara
pengertian satu dengan yang lainnya.
b.
Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi,
intuisi dan penemuan
a. Mendorong
inisiatif dan memberikan kesempatan berpikir berbeda.
b.
Mendorong rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah
dan kemampuan memperkirakan.
c. Menghargai penemuan yang diluar
perkiraan sebagai hal bermanfaat dari
pada menganggapnya sebagai
kesalahan.
d.
Mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika.
e.
Mendorong siswa menghargai penemuan siswa yang lainnya.
f.
Mendorong siswa berfikir refleksif.
g.
Tidak menyarankan penggunaan suatu metode tertentu.
c. Matematika
adalah kegiatan problem solving
a. Menyediakan lingkungan belajar matematika yang
merangsang
timbulnya persoalan matematika.
b.
Membantu siswa memecahhkan persoalan matematika menggunakan
caranya sendiri.
4
c.
Membantu siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk
memecahkan persoalan matematika.
d. Mendorong siswa untuk berpikir logis, konsisten, sistematis
dan
mengembangkan sistem
dokumentasi/catatan.
e.
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk memecahkan
persoalan.
f. Membantu siswa mengetahui bagaimana dan kapan
menggunakan
berbagai alat peraga/media
pendidikan matematika seperti : jangka,
kalkulator, dsb.
d. Matematika merupakan alat berkomunikasi
a. Mendorong siswa mengenal sifat
matemaika.
b. Mendorong siswa membuat contoh sifat matematika.
c.
Mendorong siswa menjelaskan sifat
matematika.
d.
Mendorong siswa memberikan alasan
perlunya kegiatan matematika.
e.
Mendorong siswa membicarakan
persoalan matematika.
f.
Mendorong siswa membaca dan menulis
matematika.
g. Menghargai bahasa ibu siswa dalam membicarakan matematika.
3. Peran Matematika Sekolah
Pada matematika sekolah sifat materinya masih elementer
tetapi merupakan konsel esensial sebagai dasar untuk prasyarat konsep yang
lebih tinggi, banyak aplikasi dalam kehidupan di masyarakat, dan pada umumnya
dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif.
Konsep yang dipelajari bisa didekati dengan menggunakan pengalaman siswa atau
benda-benda konkret yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan matematika
Perguruan Tinggi adalah matematika yang mempelajari konsep-konsep lanjutan
(advanced) dari konsep-konsep matematika sekolah. Bisa merupakan
Matematika Terapan bisa pula Matematika Murni (pure mathematic) sebagai suatu
disiplin ilmu.
Adapun
peran Matematika Sekolah yaitu :
a. Untuk mempersiapkan anak ddik agar sanggup menghadapi perubahan-
a. Untuk mempersiapkan anak ddik agar sanggup menghadapi perubahan-
Perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia
yang senantiasa berubah,
mealui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis
dan rasional, kritis dan
cermat, objektif, kreati, efektif
dan diperhitungkan secara analisis sintesis.
5
b. Untuk
mempersipkan anak didik agar menggunakan matematika secara
fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam
menghadapi ilmu
pengetahuan
Tujuan
Matematika sekolah yaitu
a. Siswa memahami pengertian-pengertian matematika, memiliki
a. Siswa memahami pengertian-pengertian matematika, memiliki
Keterampilan untuk menerapkan pengertin tersebut
baik dalam
matematika sendiri mata pelajaran lainny, maupun dalam
kehidupan
sehari-hari menyadari dan menghargai
pentingnya matematika dan
meresapi konsep, struktur dan pola dalam matmatika.
b. Siswa memiliki pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian
b. Siswa memiliki pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian
matematika, memiliki kemampuan menganalisa dan
menarik kesimpulan,
serta memiliki sikap dan kebiasaan berfikir logis, kritis
dan sistematis,
bekerja cermat, tekun, dan bertanggung jawab.
Adapun fungsi pengajaran matematika
yaitu :
a. Sebagai alat dalam melakukan perhitungan-perhitungan dan
a. Sebagai alat dalam melakukan perhitungan-perhitungan dan
pertimbangan pemikiran
b. Sebagai pola berfikir. System dan struktur merupakan
b. Sebagai pola berfikir. System dan struktur merupakan
abstraksi/idealisasi/generalisasi dari system kehidupan dan
system
alamiah. Pola piker matematis lebih jelas,
objektif , dan efektif.
c.
Sebagai ilmu pengetahuan untuk dikembangkan lebib lanjut.
4.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Matematika Sekolah
Ada
beberapa masalah pokok yang sebenarnya masih perlu mendapatkan perhatian dari kita sebagai guru matematika di
sekolah menengah. Ini merupakan masalah yang sudah kita kenal dan bukan menjadi
rahasia umum lagi. Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah pengajaran matematika di sekolah
dan sekaligus untuk menambah wawasan kita sebagai guru matematika, kita akan
ungkapkan kembali masalah tersebut.
a. Kualitas Masukan Sekolah Menengah
Kita menyadari bahwa kualitas atau kemampua siswa di sekolah menengah umumnya menurun dibandingkan tahun-tahun lalu.
Kita menyadari bahwa kualitas atau kemampua siswa di sekolah menengah umumnya menurun dibandingkan tahun-tahun lalu.
6
Apakah yang menyebabkan hal
tersebut?
Apakah kita harus
menyalahkan kualitas pendidikan saat ini ?
Tentunya tidak semudah itu kita
boleh mengambil kesimpulan. Karena menurunnya kualitas siswa tidak disebabkan
oleh satu faktor saja, namun berbagai macam faktor juga dapat mempengaruhi hal
tersebut.
Kebutuhan sekolah pada masa lampau dan masa sekarang sangat jauh berbeda dulu, kesempatan dan kesadaran untuk sekolah sangat rendah karena hanya diperuntukkan bagi lapisan masyarakat tertentu. Tapi sekarang, pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok atau mengejar pendidikan setinggi-tingginya walaupun biayannya relative mahal. Demikianlah salah satu sebab utama kualitas anak-anak sekolah menengah pada umumnya menurun. Akibat dari banyaknya anak-anak yang kurang mampu mengikuti kegiatan, guru-guru tidak dapat lagi mempertahankan mutunya seperti sedia kala. Dalam setiap tahun terpaksa sebagian besar anak-anak harus naik kelas dan harus lulus walaupun dengan kemampuan yang pas-pasan, karena kondisinya memang demikian.
Kebutuhan sekolah pada masa lampau dan masa sekarang sangat jauh berbeda dulu, kesempatan dan kesadaran untuk sekolah sangat rendah karena hanya diperuntukkan bagi lapisan masyarakat tertentu. Tapi sekarang, pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok atau mengejar pendidikan setinggi-tingginya walaupun biayannya relative mahal. Demikianlah salah satu sebab utama kualitas anak-anak sekolah menengah pada umumnya menurun. Akibat dari banyaknya anak-anak yang kurang mampu mengikuti kegiatan, guru-guru tidak dapat lagi mempertahankan mutunya seperti sedia kala. Dalam setiap tahun terpaksa sebagian besar anak-anak harus naik kelas dan harus lulus walaupun dengan kemampuan yang pas-pasan, karena kondisinya memang demikian.
b. Minat Siswa
Terhadap Matematika
Bagi sebagain orang, matematika mmang berguna dalam membantu kegiatan berbagai bidang. Namun tidak sedikit pula orang yang menganggap matematika adalah pelajaran yang tidak menarik, bahkan ada yang sangat membenci agar anak-anak berbalik menyenagi matematika ?
Bagi sebagain orang, matematika mmang berguna dalam membantu kegiatan berbagai bidang. Namun tidak sedikit pula orang yang menganggap matematika adalah pelajaran yang tidak menarik, bahkan ada yang sangat membenci agar anak-anak berbalik menyenagi matematika ?
c. Kesiapan Belajar
Kenyataan telah menunjukkan bahwa intelektual seorang anak berkembng secara kualitatif. Proses belajar mengajar akan efektif bila kemampuan berpikir anak diperhatikan. Proses belajar mengajar dikatakan sukses apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa intelektual seorang anak berkembng secara kualitatif. Proses belajar mengajar akan efektif bila kemampuan berpikir anak diperhatikan. Proses belajar mengajar dikatakan sukses apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat diserap ke dalam struktur kognitif siswa.
Siswa dapat menguasai materi
tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tantang pengertian (meaningful learning).
Contoh : seorang siswa taman kanak-kanak tidak mungkin dapat menyerap
konsep-konsep matematika secara formal meskipun ia setiap hari diajar oleh
seorang ahli pendidikan matematika.
7
Hal itu terjadi karena kematngan
fisik dan psikis serta pengalaman belajar sebelumnya belum memadai. Tujuan
pengajaran matematika akan dapat dicapai dengan baik melalui belajar bermakna.
Bagaimana seandainya
guru terus saja memaksakan suatu bahan pelajaran untuk dipelajari siswa karena
pentingnya bahan tersebut, padahal siswa sulit sekali untuk dapat mencerna
bahan tersebut.
Ada
pendapat dua orang ahli yang mengatakan sebagai berikut :
a.
Apabila siswa secara premature pada suatu
materi pelajaran tertentu
sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja
akan
gagal dalam belajar juga belajar
untuk menakuti, membenci dan
menghindari pelajaran tersebut.
b. Bila siswa dipaksa untuk mencoba mempelajari suatu kemampuan tertentu
b. Bila siswa dipaksa untuk mencoba mempelajari suatu kemampuan tertentu
sebelum ia cukup matang, maka ia
bisa mengalami frustasi dan mungkin
pula mengembangkan sikap negatif terhadap
kemampuannya
5. Strategi Penyajian
Matematika Sekolah
Hubungan antara guru dengan siswa pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua pihak yang setara, yaitu hubungan antara manusia yang tengah mendewasakan diri. Guru dan siswa keduanya merupakan subjek karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan. Dengan menyadari pola hubungan tersebut akan memungkinkan keterlibatan mental siswa yang optimal di dalam merealisasikan pengalaman belajar. Pengertian inilah yang dinamakan CBSA atau Cara Belajar Siswa Aktif.
Guru hendaknya tidak menyajikan materi pelajaran dalam bentuk jadi. Siswa tidak belajar matematika dengan hanya menerima dan menghafalkannya saja, tetapi harus belajar secara bermakna. Hal ini bisa dilakukan dengan melalui metode penemuan, pemecahan masalah, Tanya jawab, dan semacamnya.
8
Dengan belajar bermakna dapat
terjabarkan mlalui penyajian bahan pelajaran yang mengutamakan pada pemahaman
konsep-konsep matematika beserta manipulasinya dalam aplikasinya. Dengan
belajar matematika akan menghindarkan siswa bertindak seperti mein, berbuat
sesuatu tanpa mengerti mengapa ia melakukannya.
6.
Pendekatan/Metode Pengajaran Matematika
Pengajaran secara bermakna dimaksudkan agar efektivitas kegiatan belajar- mengajar tercapai, karena dengan pengajaran bermakna dapat dijamin terjadinya transfer belajar melalui pemahaman.
Syarat agar siswa berhasil dalam belajar bermakna, guru harus memperhatikan hal- hal berikut ini :
a. Siswa harus memiliki kemampuan untuk mencerna konsep/ bahan pengajaran
yang dipelajari.
b. Siswa harus memiliki motivasi belajar
c. Adanya bimbingan dari guru agar tidak cepat putus asa dalam proses penemuan
b. Siswa harus memiliki motivasi belajar
c. Adanya bimbingan dari guru agar tidak cepat putus asa dalam proses penemuan
suatu konsep dan manipulasi konsep
tersebut sebagai aplikasinya.
Apabila persyaratan tersebut telah terpenuhi, guru sebaiknya melakukan tindakan berikut ini dalam pelaksanaan pengajaran secara bermakna :
a. Konsep diajarkan melalui penemuan, tidak melalui pemberitahuan. Pengajaran
dimulai dengan contoh- contoh yang
menuju pada suatu proses, secara induktif
(Dienes, 1965).
b. Mengajarkan konsep hendaknya terkait dengan bagian- bagian lain yang relevan,
b. Mengajarkan konsep hendaknya terkait dengan bagian- bagian lain yang relevan,
tidak berdiri sendiri. Belajar
secara skematis lebih baik daripada belajar bagian
demi bagian secara terpisah (Skemp
RR, 1975).
c. Mengajarkan suatu konsep harus dikaitkan dengan konsep lain yang
c. Mengajarkan suatu konsep harus dikaitkan dengan konsep lain yang
mendasarinya yang tingkatnya lebih
rendah, belajar konsep menurut hierarkinya
(De Decco & Crawford).
d.
Mengajarkan suatu konsep diusahakan melalui berbagai media
dan berbagai
cara mengajar agar lebih dapat dipahami
(Ruseffiendi, 1980).
9
Dalam rangka mewujudkan Cara Belajar
Siswa Aktif guru harus berusaha mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan
siswa aktif belajar. Karena dalam CBSA siswa dituntut untuk kreatif mencari
sendiri, menemukan sendiri, merumuskan sendiri atau menyimpulkan sendiri.
Trelihat bahwa pemahaman terhadap proses terbentuknya suatu konsep lebih
dipentingkan.
Dari segi materi pelajaran, guru bisa memilih materi yang akan disajikan apabila secara akademis kemampuan siswa telah siap untuk menerimanya, siswa telah memiliki pengetahuan siap sebagai prasyarat.
Dari segi materi pelajaran, guru bisa memilih materi yang akan disajikan apabila secara akademis kemampuan siswa telah siap untuk menerimanya, siswa telah memiliki pengetahuan siap sebagai prasyarat.
Kondisi lngkungan tempat
berlangsungnya kegiatan belajar- mengajar perlu pula mendapat perhatian dari
seorang guru. Di antaranya ruang serta perlengkapannya, alat pelajaran/ peraga,
buku sumber, waktu belajar, masyarakat di lingkungan sekolah kehidupan siswa.
Mengajar siswa SD perlu dibedakan dengan mengajar siswa SMP, Anak SD masih senang bermain dan hal itu menjadi sifat mereka, karena itu pengajaran matematika akan lebih berhasil apabila menggunakan metode permainan daripada diberi ceramah atau diskusi. Siswa SD lebih banyak memerlukan kehadiran benda- benda/ peraga konkret di dalam menyerap konsep- konsep matematika daripada siswa SMP.
Mengajar siswa SD perlu dibedakan dengan mengajar siswa SMP, Anak SD masih senang bermain dan hal itu menjadi sifat mereka, karena itu pengajaran matematika akan lebih berhasil apabila menggunakan metode permainan daripada diberi ceramah atau diskusi. Siswa SD lebih banyak memerlukan kehadiran benda- benda/ peraga konkret di dalam menyerap konsep- konsep matematika daripada siswa SMP.
Agar konsep tertanam dengan baik sehingga siswa benar- benar memahaminya dalam pengajaran konsep guru supaya :
a. Memberi contoh dengan berbagai ragam. Ini dimaksudkan agar siswa tidak
memperoleh generalisai yang keliru.
b. Memberi contoh sebanyak mungkin. Ini dimaksudkan agar siswa memiliki
b. Memberi contoh sebanyak mungkin. Ini dimaksudkan agar siswa memiliki
wawasan yang luas tentang konsep
tersebut, tidak hanya terpaku pada satu contoh
saja.
c. Memberikan beberapa contoh yang sifatnya berlawanan dengan pengertian
c. Memberikan beberapa contoh yang sifatnya berlawanan dengan pengertian
konsep yang sedang diberikan.
Misalnya dalam menanamkan konsep pemetaan,
guru menggambarkan beberapa buah
diagram panah yang menunjukkan
pemerataan dan beberapa buah yang
bukan pemerataan.
10
Dari
penjelasan di atas jelaslah bahwa penyajian suatu konsep matematika sebaiknya
tidak langsung diberitahukan dalam bentuk jadi, tetapi supaya ditemukan
sendiri oleh siswa melalui pengamatan karakteristiknya, dari contoh- contoh dan
contoh- contoh penyangkal. Siswa diusahakan terlibat aktif dalam menemukan
konsep.
Keterlibatan siswa seperti itu dapat terjadi bila bahan yang dipelajari siswa disusun secara bermakna, sehngga terjadi interaksi efektif antara guru, siswa dan lingkungan belajar.
Keterlibatan siswa seperti itu dapat terjadi bila bahan yang dipelajari siswa disusun secara bermakna, sehngga terjadi interaksi efektif antara guru, siswa dan lingkungan belajar.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan tentang apakah hakekat matematika , dapat disimpulkan bahwa
matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide-ide
(gagasan-gagasan) , penalaran , struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang
diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep
abstrak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan
sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para
siswa.
Hakekat
dan karakteristik matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai
matematika, sebagai berikut.
a.
Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
b.
Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
c.
Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving).
d. Matematika
sebagai alat berkomunikasi.
B. Saran
Sebagai penyusun saya merasa masih
ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh karena itu, saya mohon kritik
dan saran dari pembaca.
12
Daftar
Pustaka
http://sartika-pgmi.blogspot.co.id/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://elisaoktaviana.wordpress.com/2012/12/05/hakekat-matematika-sekolah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar